Di banyak rumah tangga pada masa kini, terjadi perubahan halus. Kehidupan keluarga masih terasa hangat dan orang tua tetap hadir, namun, metode partisipasi mereka mengalami perubahan yang signifikan.
Banyak orang tua saat ini lebih memilih mengawasi dari kejauhan dan menunggu saat anak meminta bantuan. Mereka tidak lagi secara aktif memandu setiap langkah yang diambil oleh anak seperti biasanya.
Mengutip dari laman Times of India, pendekatan yang dikenal denganpassenger parentingsekarang ini semakin diminati, khususnya di kalangan keluarga perkotaan yang terhubung dengan teknologi digital.
Awalnya, gagasan ini terdengar maju dan menarik, Ibu. Memberikan anak lebih banyak ruang memang tampak positif bagi perkembangan mereka.
Namun, pertanyaannya adalah apakah gaya pengasuhan yang baru benar-benar memberikan manfaat bagi perkembangan emosional, kognitif, dan sosial anak? Atau hanya menjadi tren yang nyaman bagi orang tua?
Mengenal gaya pendidikan anak dengan metode passenger parenting
Dilansir dari Times of India, istilah passenger parentingmenggambarkan pendekatan pengasuhan yang modern, di mana orang tua lebih sering mengamati daripada mengontrol. Orang tua membiarkan anak mengambil inisiatif dalam kegiatan mereka sendiri, sambil tetap siap memberikan bantuan ketika dibutuhkan.
Pendekatan ini tidak berarti orang tua meninggalkan anak atau tidak ikut campur sama sekali. Intinya adalah menghargai ruang pribadi, keputusan, serta ritme pertumbuhan Si Kecil.
Dalam penerapannya, gaya ini terlihat ketika anak mengambil keputusan sehari-hari. Contohnya, memilih jenis makanan, menentukan metode belajar, atau mengatur waktu istirahatnya.
Apakah ini menjadi kebiasaan baru dalam mendidik anak?
Penelitian tentang pola asuh di Amerika Serikat, Inggris, dan kota-kota besar di India menunjukkan peningkatan dalam gaya pengasuhan yang tidak terlalu campur tangan. Banyak orang tua generasi milenial dan Gen Z saat ini memilih pendekatanhands-offatau orang tua berperan lebih pasif. Keadaan ini dapat terjadi akibat kelelahan dalam merawat anak.
Keunggulan pendekatan ini sangat jelas. Banyak orang tua harus menghadapi pekerjaan yang melelahkan dan membutuhkan konsentrasi tinggi, sehingga memberikan anak ruang dianggap sebagai solusi yang efisien.
Memberikan anak ruang sering kali dianggap sebagai metode modern dalam mendidik individu yang memiliki rasa percaya diri. Namun, popularitasnya tidak selalu menjamin bahwa ini adalah pilihan terbaik untuk pertumbuhan anak, ya, Bu.
Fenomena orang tua yang terlalu melindungi anaknya dalam perjalanan penerbangan Perilaku orang tua yang terlalu mengawasi anak saat bepergian dengan pesawat terbang Kebiasaan orang tua yang terlalu memperhatikan anak selama penerbangan
Dikutip dari ABC News, penelitian terbaru menemukan bahwa dalam hubungan heteroseksual, Ibu sering memainkan peran utama. Akibatnya, beberapa Ayah mengalami apa yang disebutpassenger parenting, yaitu peran yang lebih santai dalam mendidik anak.
Istilah ini diperkenalkan oleh Dosen Kesehatan Masyarakat dari Deakin University, Warrnambool, Victoria, yaitu Norma Barrett. Ia menjelaskan bahwa meskipun Ayah sering terlibat dalam kehidupan sehari-hari keluarga, beberapa di antara mereka tetap merasa "tidak cukup" terlibat dalam pengambilan keputusan tentang pengasuhan.
Ia menekankan bahwa hal ini bukan disebabkan oleh ketidakinginan Ayah. Namun, kondisi ini muncul akibat struktur sosial yang berlaku.
Menurut Psikolog sekaligus Direktur diAsosiasi Psikolog Australia yang Diakui(AAPi), Carly Dober, mengasuh anak bersama pasangan yang tidak aktif bukanlah hal yang mudah. Hal ini dapat menyebabkan tekanan tambahan dalam pengasuhan sehari-hari.
"Bunda yang mengemban sebagian besar tanggung jawab perawatan karena pasangan mereka kurang terlibat dapat merasa kewalahan," katanya dalamABC News.
Dober menegaskan bahwa kondisi ini menyebabkan Ibu merasakan tekanan emosional. Hal ini dapat memengaruhi kesejahteraan dan energi Ibu dalam merawat anak.
"Ini bisa sangat melelahkan jika kamu merasa menjadi orang tua utama dan mengemban beban emosional serta kognitif dari semua keputusan," lanjutnya.
Dampak peran orang tua dalam mengasuh anak terhadap ayah dan hubungan keluarga
Ilustrasi/Foto: Getty Images/SDI Productions |
Dikutip dari ABC News, beberapa ayah yang diwawancarai oleh Norma Barrett, salah satu penulis studi, merasa puas mengikuti alur dan dipandu oleh pasangan. Namun, sebagian besar justru ingin berpartisipasi penuh tetapi merasa diabaikan.
Peran "sidekickatau peran pendamping ini biasanya muncul karena alasan praktis, misalnya Ibu yang sedang cuti untuk merawat atau menyusui bayi. Ayah yang hanya memiliki waktu cuti terbatas jadi lebih jarang berada di samping anak, sehingga Ibu yang sering menghabiskan waktu dengannya menjadi lebih terampil dalam merawat anak.
Berdasarkan pendapat Psikolog Carly Dober, ayah mungkin merasa belum siap dalam melakukan tugas-tugas seperti memakaikan pakaian kepada anak. Mereka juga bisa mengalami kesulitan saat memberi makan atau mengatur jadwal kesehatan anak.
Selain itu, beberapa Bapa dalam penelitian Norma Barrett menyebutkan bahwapassanger parentingdapat menimbulkan dampak buruk terhadap hubungan mereka. Hal ini sering membuat mereka merasa "dihindari" dalam peran mereka sebagai orang tua.
"Para Ayah berusaha lebih terlibat dalam pengambilan keputusan, seperti merawat dan memberi makan bayi, tetapi sering merasa tidak paham bahasa atau cara yang tepat. Mereka merasa benar-benar diabaikan... tidak tahu posisi mereka," kata Barrett.
Ayah mungkin tetap terjebak dalam peran yang pasif, meskipun telah menjadi orang tua. Keadaan ini terjadi karena mereka belum mengikuti "pelatihan pengasuhan" yang sama seperti Ibu, sehingga masih berada dalam posisi yang kurang kuat.
Tantangan dan tekanan yang dihadapi seorang ibu dalam mendidik anak di era modern
Psikolog Carly Dober menyebutkan bahwa meskipun beberapa ibu senang mengambil alih peran sebagai orang tua, banyak yang merasa kewalahan menjadi "orang tua ahli". Hal ini dapat memengaruhi kesejahteraan, karier, dan kestabilan finansial mereka.
Penelitian menunjukkan bahwa perempuan masih memikul 70% beban mental dalam keluarga. Selain itu, jumlah perempuan yang mengalami kelelahan sebagai orang tua dua kali lebih besar dibandingkan laki-laki.
"Banyak keputusan kecil yang diambil setiap hari, jumlahnya tidak terbatas," kata Dober dilansir dariABC News.
Hubungan antara pasangan dapat mengalami gangguan jika Ibu merasa tidak mendapatkan dukungan. Hal ini pasti bisa menyebabkan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari.
"Mungkin muncul perasaan tidak senang ketika kamu melihat pasanganmu hanya menyerahkan tanggung jawab karena malas atau lebih suka kamu yang menangani," tambah Dober.
Cara mengajak Ayah terlibat dalam pengasuhan anak Cara memperkuat peran Ayah dalam merawat anak Cara melibatkan Ayah dalam proses pengasuhan Cara meningkatkan partisipasi Ayah dalam mendidik anak Cara memastikan Ayah aktif dalam pengasuhan anak
Menurut Ahli Pengasuhan dan pendiri Happy Families di Australia, Justin Coulson Ph.D., beberapa ayah "lebih nyaman duduk di kursi belakang". Namun, sebagian besar ayah justru ingin lebih aktif terlibat dalam merawat dan mendidik anak-anak mereka.
Untuk mencapai kesetaraan dalam merawat anak, pasangan dapat melakukancheck-inmingguan. Coulson memberikan contoh bagaimana melakukannya secara teratur.
"Setiap hari Minggu pagi, saya dan istri duduk serta mengajukan tiga pertanyaan: Apa yang berjalan dengan baik? Apa yang tidak berhasil minggu ini? Apa yang dapat kita tingkatkan minggu ini?" kata Coulson.
Pasangan sebaiknya membicarakan harapan dalam mendidik anak sejak awal. Selain itu, menyesuaikan harapan seiring berjalannya waktu sangat penting agar kedua orang tua tetap merasa terlibat dan didukung.
Psikolog Carly Dober menekankan perlunya saling berlaku baik. Ia juga mengingatkan bahwa mendidik anak bukanlah sesuatu yang sederhana.
"Anda berdua sedang mengikuti jalur yang sama, dan menemukan metode pendidikan yang sesuai untuk keluarga Anda. Hal ini bisa berbeda dengan orang lain, atau cara Anda dibesarkan," kata Dober.
Pilihan Redaksi
|
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk joinkomunitas Squad. Daftar klik diSINI. Gratis!
Ilustrasi/Foto: Getty Images/SDI Productions
Bukti dari 6.000 Anak, Berikut Gaya Orang Tua yang Membantu Anak Berkembang Cerdas
Mengenal Latte Dad, Gaya Baru Ayah Asal Swedia dalam Merawat Anak yang Menarik Perhatian Dunia
Ibu Generasi Z dan Milenial: Siapa yang Paling Kewalahan?
KOMENTAR